Nggak Cuma Mie: Restoran Cina dan Komedi Seteguk Teh
Pernah merasa bosan saat makan di restoran Cina? Bukan karena makanannya tidak enak—mustahil!—tapi karena minumnya itu-itu saja. Es teh manis, air mineral, atau maksimal Chrysanthemum Tea yang rasanya… ya, begitu. Padahal, di balik piring-piring porselen dan suara wajan yang berdenting, tersembunyi sebuah dunia lain yang lebih dramatis dan aromatik: Koleksi Teh Klasik dan Modern!
Bagi sebagian besar kita, teh di restoran Cina hanyalah formalitas, seperti teman yang datang ke kondangan tapi cuma numpang foto. Padahal, kini beberapa restoran Cina kelas atas (dan yang mulai ‘sok-sokan’ keren) telah menyulap sesi minum teh menjadi pertunjukan yang layak dapat piala Oscar. Mereka menyadari bahwa makan Malam Imlek tanpa teh yang proper itu seperti menonton film Jackie Chan tanpa adegan berkelahi. Hambar!
Drama Klasik: Teh Oolong si Tetua Bijak
Di sudut klasik, kita punya para ‘tetua’ dari dunia teh. Ada Oolong yang karismatik, yang bisa dibilang sebagai “bapak-bapak” di dunia teh. Dia ini tipe yang semakin tua semakin berharga, dan setiap variannya punya cerita seru. Mulai dari Oolong Taiwan yang creamy dan ‘manja’ hingga Oolong Wuyi dari Fujian yang pekat dan smoky—seolah baru saja keluar dari sesi merokok sambil merenungi hidup.
Kemudian ada Pu-erh, teh yang difermentasi sampai tua dan warnanya hampir seperti air comberan (tapi jangan salah, rasanya juara!). Pu-erh ini seperti investasi. Semakin lama disimpan, semakin mahal harganya. Jadi, kalau Anda menemukan Pu-erh tahun 1980-an di menu, jangan ragu memesannya. Anggap saja Anda sedang minum sejarah. Dan jangan kaget kalau saat menyeruputnya, Anda mendadak merasa lebih bijak dan ingin bernegosiasi harga dim sum dengan pelayan.
Generasi Millennial: Modern Blend si Anak Gaul
Lalu, kita geser ke generasi Z, atau yang di dunia teh disebut Koleksi Teh Modern. Restoran-restoran ini sudah tidak mau lagi terpaku pada tradisi. Mereka menciptakan kombinasi teh yang terkadang terdengar seperti nama parfum mewah.
Bayangkan: Lychee Black Tea dengan aroma buah yang membuat Anda merasa sedang piknik di taman Tiongkok, atau Ginger Peach White Tea yang segar dan pedas, cocok diminum setelah Anda menghabiskan satu porsi besar Mapo Tofu yang brutal pedasnya. Teh modern ini https://www.bauhiniarestaurant.com/ adalah anak gaul yang berani mix and match. Mereka menghilangkan kesan ‘berat’ dan ‘serius’ dari teh klasik, menggantinya dengan keceriaan dan rasa yang Instagrammable. Bahkan, tak jarang mereka menyajikan cold brew teh Oolong dengan foam cheese di atasnya. Kedengarannya gila, tapi percayalah, ini adalah evolusi yang harus kita rayakan.
Upacara Teh: Bukan Sekadar Tuang dan Minum
Satu lagi yang membuat pengalaman ini berkesan adalah proses penyajiannya. Di restoran Cina yang punya koleksi teh serius, melayani teh itu seperti pertunjukan teater. Anda mungkin akan melihat upacara Gong Fu Cha, di mana teh diseduh dengan ketelitian ala ahli bedah. Air panas dituang, dicium aromanya, disaring, disajikan dalam cangkir kecil. Semuanya dilakukan dengan gerakan anggun yang membuat Anda merasa sangat terhormat—padahal Anda baru saja menumpahkan kuah Hao Shi Jiao di celana.
Intinya, jika Anda pergi ke restoran Cina lagi, tolong, lupakan sejenak soft drink atau teh biasa. Minta daftar menu teh mereka. Selami dunia koleksi teh klasik dan modern. Karena setelah piring-piring Kung Pao Chicken dan Sapo Tahu bersih tak bersisa, yang tersisa di meja bukanlah remah-remah, melainkan sebuah teko teh dengan aroma misterius yang menunggu untuk diceritakan. Dan di situlah letak kemewahan yang sesungguhnya. (492 kata)